moviescout.org – Pada pagi hari Selasa, 25 Juni, serangan udara Israel di Gaza City telah mengakibatkan kematian Zahr Haniyeh, adik perempuan Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas, serta sembilan anggota keluarganya lainnya. Insiden ini terjadi di rumah mereka yang terletak di kamp Shati.
Detail Kejadian
Menurut informasi dari Hamas, total sepuluh orang tewas dalam serangan tersebut, termasuk saudara perempuan pemimpin Hamas. Laporan dari media yang terafiliasi dengan Hamas di Gaza juga membenarkan bahwa semua korban adalah bagian dari keluarga Haniyeh.
Serangan Sebelumnya pada Keluarga Haniyeh
Kejadian tragis ini bukanlah yang pertama bagi keluarga Haniyeh. Pada April tahun sebelumnya, tiga anak laki-laki dan empat cucu Haniyeh telah meninggal dalam serangan serupa oleh Israel. Di bulan November 2023, sebuah serangan lain mengakibatkan kematian salah satu cucu perempuan Haniyeh pada awal agresi Israel terhadap Gaza.
Penangkapan Saudara Perempuan Haniyeh
Di awal tahun 2024, kemelut berlanjut dengan penangkapan saudara perempuan Haniyeh yang tinggal di Israel, atas tuduhan terlibat dengan agen kelompok teror dan mendukung aksi teror. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan, “Para teroris tersebut terlibat dalam berbagai perencanaan teror terhadap Israel, termasuk penyanderaan dan partisipasi dalam pembantaian pada 7 Oktober,” seperti dikutip dari Times of Israel.
Pernyataan Perdana Menteri Israel
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, baru-baru ini menyatakan bahwa perang akan berlanjut untuk membebaskan sandera dari Gaza dan menghancurkan Hamas. Netanyahu juga mencatat bahwa pasukan akan dikerahkan untuk tujuan pertahanan ke perbatasan utara dengan Lebanon, yang tengah panas akibat konflik dengan milisi Hizbullah.
Pembicaraan Gencatan Senjata
Sampai saat ini, pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas belum menemui titik temu. Hamas menuntut penghentian permanen perang dan penarikan penuh pasukan Israel dari Gaza.
Kekerasan berkelanjutan di wilayah tersebut telah menyebabkan korban sipil yang sangat tinggi, dengan lebih dari 37 ribu jiwa tewas, mayoritas dari mereka adalah perempuan dan anak-anak yang rentan.
Insiden terbaru ini menambah panjang daftar tragedi dalam konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina, menyoroti kerentanan kelompok sipil di tengah-tengah konflik bersenjata.